TRADISI MAPEED/MEPEED
Tradisi ini merupakan rangkaian dari piodalan di pura dan memiliki tujuan sebagai ungkapan rasa terima kasih umat Hindu Bali kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Piodalan di pura dilakukan setiap 6 bulan sekali. Acara ini dimulai pada sore hari,semua masyarakat desa berkumpul untuk mengikuti tradisi ini. Anak anak kecil desa juga ikut dalam barisan tradisi ini. Iring-iringan perempuan Bali yang membawa persembahan berupa buah-buahan dijunjung di atas kepala, berbaris dengan memakai kostume kebaya dan berkain sarung serta ikat pinggang khas Bali dengan dikawal para pria yang membawa keris di pinggang berbaju putih,berkain putih dan berdestar putih.Sesampainya di pura, Gebongan yang sudah dibawa oleh peserta kemudian disucikan oleh pemangku setempat.
Setelah disucikan dengan memercikan air suci yang disebut Tirtha,barulah persembahyangan di mulai. Wisatawan dilarang untuk merekam atupun memfoto saat persembahyangan dimulai. Wisatawan hanya diperbolehkan mengambil gambar dari luar tembok yang dikenal Panyengker atau tembok pagar pura.
Sumber foto:google.com
0 Response to "TRADISI MAPEED/MEPEED"
Post a Comment